Minggu, 20 Juli 2008

Brillante Award

Dapet Award lageeh, sebenernya bunda juga kurang ngerti maksud nih award2an di blogger hehehe, tapi kalo untuk menjalin silaturahin ya ga ada salahnya ya...

dapet ini dari Evy Bunda Zikra n Mom Ifa -mommy si cantik Farah-, thx hunny bunny *hug*


the rules:

  1. Put the logo on your blog.
  2. Add a link to the person who awarded you.
  3. Nominate at least 7 other blogs.
  4. Add links to those blogs on yours.
  5. Leave a message for your nominees on their blogs.

Ya sekarang bunda mo lempar2 ini ke

maknya zeeva, cumiladut, kk Dira, Mba Defi, Meyrinda n the rest of 2 sapa lagi yakh??? kayaknya dah pada kebagian semuah ya...!!!

Kamis, 17 Juli 2008

Milad Pertama

Bunda lagi asyik gunting kuku di kamar, tiba2 air ketuban pecah, awalnya ragu itu air ketuban apa bukan, coz ngalir terus warnanya bening n ga ber bau, sempet panik, trus bunda langsung sms DSOG yang nanganin bunda selama 5 bulan terakhir ini, namanya Dr. Budi. Katanya, langsung dateng aja ke RS, takutnya memang air ketuban. So, langsung ambil tas yang udah dari usia 7 bulan di siapin, dengan dianter ibu nenek, bunda naek ojek ke RS, coz waktu itu jam 19.30 ayah blom pulang kantor. Ketuban mengalir deres banget, sampe2 celana jeans hamil basah semua, tapi alhamdulillah bunda masih bisa jalan n ga ada rasa sakit pada saat itu, kalo disuruh jalan cepet juga masih bisa cuma takut ketubannya tambah deres aja ngalirnya.

Sampe RS sekitar jam 19.45, bunda langsung ke lantai 2 ke ruang bersalin, langsung ditanganin sama bidan jaga sambil nunggu Dr. Budi dateng dari ruang praktek. Setelah di cek, ternyata itu bener air ketuban, bunda langsung dikasih antibiotik untuk 12 jam supaya bayi di dalem perut ga terkena infeksi, coz dengan pecahnya ketuban, sudah ada hubungan antara bayi dan dunia luar, sebenernya kalo dokter nya kurang sabar pasti bunda udah SC. Tapi Alhamdulillah, Dr. Budi ini sabar banget (thanks in advance dok), n mulai saat itu denyut jantung si bayi selalu di pantau. Alhamdulillah stabil.

Sekitar jam 21.00 ayah dateng, sempet pulang ke rumah dulu, konsultasi sama dokter, kondisi bunda n bayi baik2 aja, cuma kok ga mules2 ya, n belum ada bukaan padahal ketuban dah ngalir banyak, ok, dokter bilang observasi dulu, sambil nunggu mules alami dateng, ketuban masih banyak katanya. Tapi sampe jam 00.00 blom ada mules yang berarti, cuma sebentar2 n durasinya pendek.

Sekitar jam 00.30 dinihari, ada pasien baru yang mo lahiran juga, duuh bunda jippeerrrr... coz dia ngeringis2 kesakitan, eeehh.. sekitar jam 02.00 si bayi dah lahir. Lha??? bunda yang dengerin proses lahirannya jadi stress duluan, kok dia yang baru masuk udah lahiran, eh bunda yang udah dari tadi mules2 aja belom???? untung ada ayah yang nyemangatin bunda (ILU ayah).

Akhirnya jam 03.00 dokter kasih bunda infus induksi, huaaaaa... baru aja tuh jarum nancep, mules nya dah ga ketulungan, niat yang waktu dari rumah sebisa mungkin ga mo teriak2 akhirnya gugur, coz belakangan kata temen2 yang udah pernah 2x lahiran dengan mules induksi dan mules normal, induksi itu jaauuuhh lebih sakiittt mulesnya, coz dia langsung nyerang mulesnya ga bertahap seperrti mules alami. Sampe2 si ayah kegigit lengannya. Setelah induksi itu lah kehebohan dimulai, hikz, masa sampe jam 6 pagi, masih bukaan 2??? duuhh... si dede kok ga turun2 ya...

Besok pagi Mama n Icha dateng, Alhamdulillah, dengan adanya mama, bunda bisa lebih kuat coz mama yakin bunda kuat, hikz, pada saat itu berasaa bener ternyata perjuangan mama dulu kurang lebih kayak gini. Ampuni dosa2 ku ya Allah. Jadi gantian yang jagain bunda ke dalem, ada mama, ibu n ayah. Ternyata bukaan mandeg, jam 9 pagi baru bukaan 3, duuh bunda udah panggil2 dokter, terserah deh, bagaimanapun caranya pokoknya bunda mau cepet2 lahir, pada waktu itu hampiiiiirrr aja SC, tapi balik lagi karena pak dokter itu aja ngerasa kalo bunda kuat, ya dia ga mo ambil tindakan SC. Ternyata pagi itu dokter ada di RS Gatsu bantuin temennya operasi. Wott??? pliz deehhh... ayah konsultasi by phone terus sama dokter. Sampe akhirnya dokter dateng dengan santainya bilang "abis gue tungguin dari semalem lu ga lahir2" huaaaaa... emang nih dokter nyante banget, pokoknya kita dah asyik sama dia, malah ayah yang ngerasa lebih cocok aja sama bapak ini. Bunda sampe tawar menawar "dok, lahir deehh..." -sambil terus ngeringis2-. trus dia bilang "Yakin Vi mo SC?? sakit lho..sakitnya lebih lama dari lahir spontan", bunda jiper lagi deh. Akhirnya setelah obrolan "panas" itu terjadi, dokter bilang, tunggu aja, itu antibiotik kan sampe 12 jam, kita tunggu aja. huaaaaaaaa....capek deehhh.... Pada saat itu mama selalu ngingetin supaya jangan lepas zikir nya. Hasbunallah Ni'mal Wakiil, Ni'mal Maulaa Wa Ni'mannasiir (Cukuplah Allah menjadi Penolong dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung). Laa haula wala quwwaa illa billah.

Ternyata Alhamdulillah, sehabis itu, bukaan terus jalan sampe akhirnya jam 12 an dokter memutuskan "bisa lahir", pada saat itu langsung deh bunda lupa sakit nya, kayaknya pengen jejingkrakan coz magic word yang ditunggu2 akhirnya kluar juga "ya, lahir". Langung deh suster n bidan2 yang asisten pak dokter pada pasang aksi nyiapain segal keperluan lahir. O'oww... ada mesin vacum, bunda jiper lagii "dok, mo di vacum???", "gak, disiapin aja, lo kuat lah" katanya. Pada saat proses lahiran itu, ayah bener2 terpukau ngeliatnya, di pojokan ruangan, bengong, takjub, kagum atas kebesaran Allah swt.

Akhirnya jam 13.10 hari Selasa 17 Juli 2007 bertepatan dengan tanggal 2 Rajab 1428 H dengan 17 Jam penantian, Salma Hasna Tsabitha lahir ke dunia, dengan BB/PB 3,5Kg/48cm, ndut, bulet, gondrong. Mama diluar langsung sujud syukur. Segala pujian bagi Allah swt kami ucapkan, Alhamdulillah, proses melahirkannya tergolong lancar, coz setelah keputusan dokter bisa lahir, sakit itu udah ilang, yang ada di depan mata cuma sebentar lagi bayi ku akan lahir. Allahu Akbar, Alhamdulillah ya Allah, Salma lahir dengan sehat, normal dan tidak kurang suatu apa pun, semua ini adalah adalah berkah dan kemurahan-Mu Ya Allah....


Met Milad yang petama Salma, Barakallah, Semoga jadi anak soleha, jadi generasi Tauhid yang taat dan takut pada Allah swt, cerdas, pinter n patuh sama orang tua.

Ga ada doa khusus yang A-bun panjatkan, hanya doa sehari2 yang kami panjatkan sehabis sholat, pun pada jaman Rasulullah, tidak ada doa khusus, apalagi perayaan2 meriah serta tiup lilin. Semua itu hanya budaya barat yang sudah mendarah daging sehingga menjadi kebiasaan dan jadi umum. Semoga Allah swt selalu memberkahi setiap langkah dan upaya kita menuju kebaikan. Amiin...

Selasa, 15 Juli 2008

*Menjadi Muslimah Produktif dari Rumah

Penulis : Ahmad Kusyairi Suhail, MA
Sumber : KotaSantri. com :


"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu, dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatilah Allah dan RasulNya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai AhlulBait (keluarga rumah tangga Nabi SAW) dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (QS. Al-Ahzab (33) : 33).

Menjadi wanita shalihah adalah idaman setiap muslimah, karena wanita shalihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia, mengalahkan tumpukan emas, intan dan permata, serta perhiasan dunia apa pun. Juga, hanya wanita shalihahlah yang mampu melahirkan generasi rabbani yang selalu siap memikul risalah Islamiyah menuju puncak kejayaan. Namun, menjadi wanita shalihah bukanlah perkara mudah. Alhamdulillah, Allah SWT yang Mahakasih telah menyiapkan perangkat-perangkat arahan bagi semua muslimah untuk dapat menjadi wanita shalihah, di antaranya melalui ayat di atas.

Taujih Rabbani, memuliakan wanita bukan membelenggu. Perintah untukMulaazamatul Buyut (menetap di rumah) dalam ayat di atas meskipun secara konteks ditujukan bagi para isteri Rasulullah SAW, tetapi juga berlaku untuk semua muslimah sampai akhir zaman. Meski demikian, perintah ini tidak boleh dimaknai bahwa wanita sama sekali dilarang ke luar rumah. Sebab, Nabi SAWpernah bersabda,
"Janganlah kalian larang kaum wanita pergi kemasjid-masjid Allah." (Muttafaq 'Alaih).

Imam Malik dalam kitabnya Al-Muwaththa meriwayatkan bahwa Aisyah RA pernahke luar rumah membesuk ayahnya, Abu Bakar RA yang sedang sakit. Sebagian isteri Nabi SAW juga pernah keluar rumah demi menunaikan ibadah haji maupun ikut dalam perjalanan perang fi sabilillah bersama Rasulullah SAW. Karenanya, perintah dalam ayat di atas harus dimaknai sebagai isyarat bahwa rumah adalah tempat asal kehidupan kaum hawa sehingga keberadaannya di luar rumah hendaknya tidak boleh menjadi prioritas utama hingga kemudian mendominasi kehidupannya.

Perlu diartikan bahwa perintah menetap di rumah adalah dalam rangka memuliakan diri wanita serta memperkokoh posisi dan kehormatannya. Sama sekali bukan untuk membelenggu dan merendahkan wanita sebagaimana sering disuarakan oleh para propagandis gerakan feminisme. Dengan fokus tinggal dirumah, muslimah tentu lebih dapat berkonsentrasi dalam mentarbiyah dan mendidik anak, menciptakan suasana rapi, indah, dan nyaman, serta mampu mencurahkan perhatian kepada anggota keluarganya sehingga mereka semua dapat merasakan suasana rumah bak syurga. Berkesesuaian dengan itu, maka dalam Islam tanggung jawab mencari nafkah pun tidaklah dibebankan kepada isteri, melainkan menjadi kewajiban suami.

Kontra produktif Feminisme


Jika di negara-negara Islam para penyeru gerakan feminisme amat antusias mempropagandakan feminisme dan gender, di negara Barat sinyal gerakan ini justru semakin meredup karena sudah terasa dampak negatif yang ditimbulkan dari gerakan ini di lapangan kehidupan. Di balik kemajuan partisipasi angkatan kerja wanita di dunia maskulin, tidak sedikit dari kalangan cendekiawan Barat yang mengkritik bahwa kondisi wanita bukan menjadi lebih baik, melainkan menjadi memburuk.

Dalam buku A Lesser Life : The Myth of Womens Liberation America (1986), Sylvia Hewlett mengulas dengan rinci kondisi wanita yang menyedihkan karena adanya gerakan feminisme. Istilah feminization of poverty (pemiskinan wanita) semakin terdengar pada pertengahan tahun 1980-an (MembincangFeminisme, Halaman 211, Risalah Gusti, 1996). Bahkan, Miles Markjanli, penulis Amerika kenamaan, menyuarakan dengan lantang agar kaum hawa kembalike rumah.
Dalam makalah berjudul Rumah : Kerajaan Perempuan Tanpa Sengketa, ia menulis, "Aku selalu berupaya meyakinkan para perempuan bahwa mereka lebih berhak untuk berlaku sebagai pendidik di rumah."

Apa yang sudah terungkap di atas, semakin meyakinkan kita terhadap kebenaran taujih Ilahi dalam ayat tersebut. Dan pelanggaran terhadap perintah AllahSWT jelas akan menimbulkan bencana di semua aspek kehidupan.

Tafsir Tabarruj Al-Jahiliyyah Al-Ula Ibnu Katsir saat menafsiri ayat ini memaparkan bentuk-bentuk tabarruj di zaman jahiliyah. Di antaranya seperti dikatakan Imam Mujahid,
"Dahulu wanita ke luar rumah berjalan (bercampur) diantara kaum lelaki. Inilah tabarruj jahiliyah!" Sementara Imam Qatadahmelihat tabarruj jahiliyah pada gaya wanita yang berjalan denganlenggak-lenggok memancing birahi.
Sedangkan Imam Muqaatil bin Hayyaanberpendapat, bahwa tabarruj itu adalah ketika wanita melempar kerudungnya ke kepalanya tanpa mengikatnya sehingga terlihatlah rambut, perhiasan, danlehernya! (Tafsir Ibnu Katsir IV/218).

Beragam pandangan yang dikemukakan ini telah memberi gambaran pada kita bahwa tabarruj di masa jahiliyah yang diterapi oleh Al-Qur'an adalah untuk mensucikan masyarakat Islam dari dampak-dampak negatif yang bisa ditimbulkannya serta menjauhkan manusia semua dari benih-benih fitnah (syahwat). Maka, memahami ayat dan penafsiran soal ini dapat menjadi pijakan setiap muslimah dalam beraktifitas, sehingga membawanya kepada kecantikan ruhiyah, kecantikan kehormatan, dan kecantikan perasaan.

Produktif dari Rumah


Yang amat menarik untuk diperhatikan dalam ayat di atas adalah bersamaan dengan perintah menetap di rumah, Allah SWT juga memerintahkan kaum wanita agar rajin mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mentaati Allah danRasulNya. Ini memberikan pemahaman kepada kita, bahwa menetap di rumah tidaklah identik dengan pasif, statis, mandeg, dan stagnan. Sama sekali tidak! Justru rumah hendaknya menjadi "perusahaan" bagi berbagai proyek-proyek besar yang mampu memproduksi berbagai macam amal kebajikan untuk kemaslahatan diri muslimah sendiri (seperti shalat) juga kemaslahatanbagi orang lain dan lingkungannya (seperti zakat).

Dengan demikian, sesungguhnya ayat di atas secara tegas menganjurkan muslimah agar menjadi sosok yang selalu produktif dan kreatif di rumah. Produktifitas dan kreatifitas ini pun hendaknya tidak selalu dikaitkan dengan dengan hal-hal yang bersifat materi orientied, melainkan juga mencakup hal-hal yang bersifat spiritual. Aneka busana dan perlengkapannya, misalnya, sering menjadi produk "home industry" yang mudah digarap kaum muslimah dari rumah. Begitu pula aktifitas lain yang dengan kemudahan teknologi masa kini memungkinkan untuk dilakukan dari rumah. Yang demikian ini sah-sah saja dan tidak menyalahi aturan Islam.

Namun, tentunya akan sangat berarti dan memiliki nilai jual yang tinggi disisi Allah SWT manakala sentuhan halus tangan-tangan muslimah itu juga dapat"memproduksi" generasi rabbani, pembawa panji suci, yang rajin mengaji, dan merespon panggilan Ilahi seperti shalat. Jika ini yang terjadi, maka terwujudnya negeri seperti digambarkan dalam Al-Quran; Baldatun Thayyibatunwa Rabbun Ghafuur, bukanlah mimpi. Insya Allah. *[Ummi-11/XIX] *

Note : Semoga ini bisa membangkitkan ghirah bunda yang naek turun jadi IRT. Di balik status IRT ternyata banyak janji Allah swt yang indah. Semoga bunda tetep istiqomah jadi IRT n berusaha jadi IRT yang berkualitas. Amin...

Jihad Ibu

Sumber: republika

Rasulullah SAW bersabda, ''Setiap jerih payah istri di rumah sama nilainya dengan jerih payah suami di medan jihad.'' (HR Bukhari dan Muslim).

Pada dasarnya, Islam telah memberikan keistimewaan kepada para istri untuk tetap berada di rumahnya. Untuk mendapatkan surga-Nya kelak, para istri cukup berjuang di rumah tangganya dengan ikhlas. Tetesan keringat mereka di dapur dinilai sama dengan darah mujahid di medan perang.

Menjadi ibu rumah tangga kedengarannya memang sepele dan remeh, hanya berkecimpung dengan urusan rumah dari A-Z, namun siapa sangka banyak sekali kebaikan dan hikmah yang dapat diperoleh. Ibulah yang mengambil porsi terbesar dalam pembentukan pribadi sebuah generasi.Pertumbuhan suatu generasi bangsa pertama kali berada di buaian para ibu. Ditangan ibu pula pendidikan anak ditanamkan dari usia dini, dan berkat keuletan dan ketulusan ibu jualah bermunculan generasi-generasi berkualitas dan bermanfaat bagi bangsa dan agama.

Dalam Islam, ini adalah tugas besar, namun sangat mulia dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, ''Seorang istri pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannya. '' (HR Bukhari dan Muslim).

Sayangnya, kebanyakan wanita modern saat ini tidak menyukai aktivitas rumah tangga. Mereka lebih bangga bekerja di luar rumah karena beranggapan tinggal di rumah identik dengan ketidakmandirian dan ketidakberdayaan ekonomi. Maka, jadilah peran ibu di rumah dianggap rendah, dan tidak sedikit ibu rumah tangga yang malu-malu ketika ditanya apa pekerjaannya.

Meskipun seorang wanita tidak bekerja setelah lulus sarjana, ilmunya tidakakan sia-sia, sebab ia akan menjadi ibu sekaligus pendidik bagi anak-anaknya. Kebiasaan berpikir ilmiah yang ia dapatkan dari proses belajar di bangku kuliah itulah yang akan membedakannya dalam mendidik anak. Seorang ibu memang harus cerdas dan berkualitas, sebab kewajiban mengurus anak tidak sebatas memberi makan. Ia harus mampu merawat dan mendidik anak-anaknya dengan benar, penuh kasihsayang, kesabaran, menempanya dengan nilai dan norma agama agar sang anak mampu menghindar dari pengaruh lingkungan dan kemajuan teknologi yang merusak akal dan akhlaknya. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh seorang ibu yang cerdas. (Siti Yuliati )

Sumber: republika

Minggu, 06 Juli 2008

Weekend @ Rumah Om Sigit

Ceritanya wiken Salma kali ini berlanjut, dari rumah nenek, ultah Nara n langsung tancep ke rumah Om Sigit, Ayahnya Raina di Cibubur. Dalam rangka jalan2 aja n survey sapa tau ada rumah yang murmer, kejangkau kocek, n jarak masih rasional (bukan di ujung berung maksyudnyah). Seru lho di sana, Salma main sama Raina, duuhh Raina nduut tapi lincah, hobi nya tereak2 n mamam nya banyak. Emang baru kali ini kita ketemu sama Raina lagi sejak Raina baru lahir. Sampe Cibubur udah malem jadi ga banyak aktivitas yang kita jalanin. Besok pagi nya kita keliling2 komplek bawa 2 baby girl ini jalan2 . Udaranya masih sejuk deh, padahal kan Om Sigit blom pasang AC tapi hawa sejuk pagi tuh berasa banget... segeeeeeerrrrrr.... Huummm sarapan nasi goreng buatan Mama Raina -eh.. Mama Raina atau Atun nih yang bikin??? ga tau lah bunda mah yang penting kenyang hihihi- Salma main dulu di playground nya Raina sambil nunggu Raina bobo.


abis itu acara yang di tunggu2. Byuurrrr... Salma mo berenang. kok Salma doank?? iya coz Raina masih flue.. kacian idung nya mampet. Salma niat banget lho, udah bawa ban berenang dari rumah hihihi. Kita berenang di komplek tetangga. Hayaahhh.. kirain reaksi Salma bakalan takut kayak waktu umur 4 bulan lalu berenang di puncak, ternyata o..oww... gak takut samsek, malah dia penasaran, nunjuk2 ke kolem minta di ceburin. hoalaaahhh... akhirnya Salma sukses diceburin sama Ayah. Syenang nyaaaaa.... byuuuuuurrrrr... Kita berenang dah lumayan siang, tapi Alhamdulillah susana kolem renangnya enak, sebagian kolem kecil yang di ceburin Salma ketutup sama bayangan pohon kelapa, jadinya adem. So... si neng manies ini dengan antengnya duduk di ban. kecipak kecipuk.... gerak gerakin kaki n tangan, ciprat2 air mancur, seruuuuuuu... Bunda liatin reaksi Salma kok mukanya ga menunjukkan kalo dia kedinginan, tapi sebelom dia kedinginan Bunda angkat aja dari kolem, mungkin Salma di kolem cuma sekita 15 menitan kali ya... yaahh orang berenang juga buat seneng2 aja, ntar kelamaan jadi sakit, kan Bunda juga yang repot.



Sementara Salma renang, Raina mam dipinggir kolam di temenin sama Mama n Ayahnya. Whuiihh Raina mam nya banyak lho, Bunda seneng deh liat nya, coba si neng ini juga begitu ya kalo mam, Bunda makin semangan bikinin MPASI, yaahh tapi kan tiap anak beda2, yang penting Alhamdulillah sampe saat ini Salma masih sehat 2 aja.




Acara renang selesai, kita back 2 rumah Om Sigit lagi, maksi, sholat n akhirnya habis sholat Ashar kita pamit. Thanks banget ya Om Sigit n Mama Mira, udah menjamu kita dengan baiiik sekali, jangan kapok kedatengan tamu kayak kita hihihi. Buat B-Rust yang lain, ayooo kapan2 kita serbu rame2 rumah Om Sigit hihihihi, biar seruuuuu...

Sabtu, 05 Juli 2008

Nara's Birhtday Party


Bunda, Salma, Mama Mira, Raina, Tante Dessy, Mbak nya Nara, Nara

Hari Sabtu ini Salma dapet undangan ke Ultahnya Nara di KFC Cikini, anaknya Om Riyan n Tante Dessy, generasi ke dua dari B-Rust Family. Yang bisa dateng cuma Salma with A-bun, Raina with Mama Mira n Ayah Sigit, btw, Raina dah besar lho, ASI Ekslusif pula sama kayak Salma... hidup ASI..!!!!. Trus Om Denny, Tante Kiky n Om Terry berhalangan hadir. Jam 5 berangkat dari rumah Om Sigit, hihi orang acaranya jam 4 sore kok kita berangkat jam 5 ya?? hehehe maap ya Nara, kan tau sendiri baby2 kecil kayak kalian dandannya lama. Jadinya kita ga liat aksinya si Chaki. Nara cantik sekali lho...



Sampe disana si neng ini langsung memperlihatkan aksinya, pasang aksi n pasang gaya mo di foto. hayaahhh... lihatlah hasil jepretan Om Sigit n Ayah.

Kamis, 03 Juli 2008

Milad Ayah

Barakallah, semoga keberkahan adanya untuk ayah. Semoga tambah sayang sama Salma n Bundan sukses dunia akhirat, Amin. We Love You.



Minggu, 20 Juli 2008

Brillante Award

Diposting oleh Salma Hasna Tsabitha di 06.40 6 komentar
Dapet Award lageeh, sebenernya bunda juga kurang ngerti maksud nih award2an di blogger hehehe, tapi kalo untuk menjalin silaturahin ya ga ada salahnya ya...

dapet ini dari Evy Bunda Zikra n Mom Ifa -mommy si cantik Farah-, thx hunny bunny *hug*


the rules:

  1. Put the logo on your blog.
  2. Add a link to the person who awarded you.
  3. Nominate at least 7 other blogs.
  4. Add links to those blogs on yours.
  5. Leave a message for your nominees on their blogs.

Ya sekarang bunda mo lempar2 ini ke

maknya zeeva, cumiladut, kk Dira, Mba Defi, Meyrinda n the rest of 2 sapa lagi yakh??? kayaknya dah pada kebagian semuah ya...!!!

Kamis, 17 Juli 2008

Milad Pertama

Diposting oleh Salma Hasna Tsabitha di 01.08 16 komentar
Bunda lagi asyik gunting kuku di kamar, tiba2 air ketuban pecah, awalnya ragu itu air ketuban apa bukan, coz ngalir terus warnanya bening n ga ber bau, sempet panik, trus bunda langsung sms DSOG yang nanganin bunda selama 5 bulan terakhir ini, namanya Dr. Budi. Katanya, langsung dateng aja ke RS, takutnya memang air ketuban. So, langsung ambil tas yang udah dari usia 7 bulan di siapin, dengan dianter ibu nenek, bunda naek ojek ke RS, coz waktu itu jam 19.30 ayah blom pulang kantor. Ketuban mengalir deres banget, sampe2 celana jeans hamil basah semua, tapi alhamdulillah bunda masih bisa jalan n ga ada rasa sakit pada saat itu, kalo disuruh jalan cepet juga masih bisa cuma takut ketubannya tambah deres aja ngalirnya.

Sampe RS sekitar jam 19.45, bunda langsung ke lantai 2 ke ruang bersalin, langsung ditanganin sama bidan jaga sambil nunggu Dr. Budi dateng dari ruang praktek. Setelah di cek, ternyata itu bener air ketuban, bunda langsung dikasih antibiotik untuk 12 jam supaya bayi di dalem perut ga terkena infeksi, coz dengan pecahnya ketuban, sudah ada hubungan antara bayi dan dunia luar, sebenernya kalo dokter nya kurang sabar pasti bunda udah SC. Tapi Alhamdulillah, Dr. Budi ini sabar banget (thanks in advance dok), n mulai saat itu denyut jantung si bayi selalu di pantau. Alhamdulillah stabil.

Sekitar jam 21.00 ayah dateng, sempet pulang ke rumah dulu, konsultasi sama dokter, kondisi bunda n bayi baik2 aja, cuma kok ga mules2 ya, n belum ada bukaan padahal ketuban dah ngalir banyak, ok, dokter bilang observasi dulu, sambil nunggu mules alami dateng, ketuban masih banyak katanya. Tapi sampe jam 00.00 blom ada mules yang berarti, cuma sebentar2 n durasinya pendek.

Sekitar jam 00.30 dinihari, ada pasien baru yang mo lahiran juga, duuh bunda jippeerrrr... coz dia ngeringis2 kesakitan, eeehh.. sekitar jam 02.00 si bayi dah lahir. Lha??? bunda yang dengerin proses lahirannya jadi stress duluan, kok dia yang baru masuk udah lahiran, eh bunda yang udah dari tadi mules2 aja belom???? untung ada ayah yang nyemangatin bunda (ILU ayah).

Akhirnya jam 03.00 dokter kasih bunda infus induksi, huaaaaa... baru aja tuh jarum nancep, mules nya dah ga ketulungan, niat yang waktu dari rumah sebisa mungkin ga mo teriak2 akhirnya gugur, coz belakangan kata temen2 yang udah pernah 2x lahiran dengan mules induksi dan mules normal, induksi itu jaauuuhh lebih sakiittt mulesnya, coz dia langsung nyerang mulesnya ga bertahap seperrti mules alami. Sampe2 si ayah kegigit lengannya. Setelah induksi itu lah kehebohan dimulai, hikz, masa sampe jam 6 pagi, masih bukaan 2??? duuhh... si dede kok ga turun2 ya...

Besok pagi Mama n Icha dateng, Alhamdulillah, dengan adanya mama, bunda bisa lebih kuat coz mama yakin bunda kuat, hikz, pada saat itu berasaa bener ternyata perjuangan mama dulu kurang lebih kayak gini. Ampuni dosa2 ku ya Allah. Jadi gantian yang jagain bunda ke dalem, ada mama, ibu n ayah. Ternyata bukaan mandeg, jam 9 pagi baru bukaan 3, duuh bunda udah panggil2 dokter, terserah deh, bagaimanapun caranya pokoknya bunda mau cepet2 lahir, pada waktu itu hampiiiiirrr aja SC, tapi balik lagi karena pak dokter itu aja ngerasa kalo bunda kuat, ya dia ga mo ambil tindakan SC. Ternyata pagi itu dokter ada di RS Gatsu bantuin temennya operasi. Wott??? pliz deehhh... ayah konsultasi by phone terus sama dokter. Sampe akhirnya dokter dateng dengan santainya bilang "abis gue tungguin dari semalem lu ga lahir2" huaaaaa... emang nih dokter nyante banget, pokoknya kita dah asyik sama dia, malah ayah yang ngerasa lebih cocok aja sama bapak ini. Bunda sampe tawar menawar "dok, lahir deehh..." -sambil terus ngeringis2-. trus dia bilang "Yakin Vi mo SC?? sakit lho..sakitnya lebih lama dari lahir spontan", bunda jiper lagi deh. Akhirnya setelah obrolan "panas" itu terjadi, dokter bilang, tunggu aja, itu antibiotik kan sampe 12 jam, kita tunggu aja. huaaaaaaaa....capek deehhh.... Pada saat itu mama selalu ngingetin supaya jangan lepas zikir nya. Hasbunallah Ni'mal Wakiil, Ni'mal Maulaa Wa Ni'mannasiir (Cukuplah Allah menjadi Penolong dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung). Laa haula wala quwwaa illa billah.

Ternyata Alhamdulillah, sehabis itu, bukaan terus jalan sampe akhirnya jam 12 an dokter memutuskan "bisa lahir", pada saat itu langsung deh bunda lupa sakit nya, kayaknya pengen jejingkrakan coz magic word yang ditunggu2 akhirnya kluar juga "ya, lahir". Langung deh suster n bidan2 yang asisten pak dokter pada pasang aksi nyiapain segal keperluan lahir. O'oww... ada mesin vacum, bunda jiper lagii "dok, mo di vacum???", "gak, disiapin aja, lo kuat lah" katanya. Pada saat proses lahiran itu, ayah bener2 terpukau ngeliatnya, di pojokan ruangan, bengong, takjub, kagum atas kebesaran Allah swt.

Akhirnya jam 13.10 hari Selasa 17 Juli 2007 bertepatan dengan tanggal 2 Rajab 1428 H dengan 17 Jam penantian, Salma Hasna Tsabitha lahir ke dunia, dengan BB/PB 3,5Kg/48cm, ndut, bulet, gondrong. Mama diluar langsung sujud syukur. Segala pujian bagi Allah swt kami ucapkan, Alhamdulillah, proses melahirkannya tergolong lancar, coz setelah keputusan dokter bisa lahir, sakit itu udah ilang, yang ada di depan mata cuma sebentar lagi bayi ku akan lahir. Allahu Akbar, Alhamdulillah ya Allah, Salma lahir dengan sehat, normal dan tidak kurang suatu apa pun, semua ini adalah adalah berkah dan kemurahan-Mu Ya Allah....


Met Milad yang petama Salma, Barakallah, Semoga jadi anak soleha, jadi generasi Tauhid yang taat dan takut pada Allah swt, cerdas, pinter n patuh sama orang tua.

Ga ada doa khusus yang A-bun panjatkan, hanya doa sehari2 yang kami panjatkan sehabis sholat, pun pada jaman Rasulullah, tidak ada doa khusus, apalagi perayaan2 meriah serta tiup lilin. Semua itu hanya budaya barat yang sudah mendarah daging sehingga menjadi kebiasaan dan jadi umum. Semoga Allah swt selalu memberkahi setiap langkah dan upaya kita menuju kebaikan. Amiin...

Selasa, 15 Juli 2008

*Menjadi Muslimah Produktif dari Rumah

Diposting oleh Salma Hasna Tsabitha di 01.34 1 komentar
Penulis : Ahmad Kusyairi Suhail, MA
Sumber : KotaSantri. com :


"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu, dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatilah Allah dan RasulNya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai AhlulBait (keluarga rumah tangga Nabi SAW) dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (QS. Al-Ahzab (33) : 33).

Menjadi wanita shalihah adalah idaman setiap muslimah, karena wanita shalihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia, mengalahkan tumpukan emas, intan dan permata, serta perhiasan dunia apa pun. Juga, hanya wanita shalihahlah yang mampu melahirkan generasi rabbani yang selalu siap memikul risalah Islamiyah menuju puncak kejayaan. Namun, menjadi wanita shalihah bukanlah perkara mudah. Alhamdulillah, Allah SWT yang Mahakasih telah menyiapkan perangkat-perangkat arahan bagi semua muslimah untuk dapat menjadi wanita shalihah, di antaranya melalui ayat di atas.

Taujih Rabbani, memuliakan wanita bukan membelenggu. Perintah untukMulaazamatul Buyut (menetap di rumah) dalam ayat di atas meskipun secara konteks ditujukan bagi para isteri Rasulullah SAW, tetapi juga berlaku untuk semua muslimah sampai akhir zaman. Meski demikian, perintah ini tidak boleh dimaknai bahwa wanita sama sekali dilarang ke luar rumah. Sebab, Nabi SAWpernah bersabda,
"Janganlah kalian larang kaum wanita pergi kemasjid-masjid Allah." (Muttafaq 'Alaih).

Imam Malik dalam kitabnya Al-Muwaththa meriwayatkan bahwa Aisyah RA pernahke luar rumah membesuk ayahnya, Abu Bakar RA yang sedang sakit. Sebagian isteri Nabi SAW juga pernah keluar rumah demi menunaikan ibadah haji maupun ikut dalam perjalanan perang fi sabilillah bersama Rasulullah SAW. Karenanya, perintah dalam ayat di atas harus dimaknai sebagai isyarat bahwa rumah adalah tempat asal kehidupan kaum hawa sehingga keberadaannya di luar rumah hendaknya tidak boleh menjadi prioritas utama hingga kemudian mendominasi kehidupannya.

Perlu diartikan bahwa perintah menetap di rumah adalah dalam rangka memuliakan diri wanita serta memperkokoh posisi dan kehormatannya. Sama sekali bukan untuk membelenggu dan merendahkan wanita sebagaimana sering disuarakan oleh para propagandis gerakan feminisme. Dengan fokus tinggal dirumah, muslimah tentu lebih dapat berkonsentrasi dalam mentarbiyah dan mendidik anak, menciptakan suasana rapi, indah, dan nyaman, serta mampu mencurahkan perhatian kepada anggota keluarganya sehingga mereka semua dapat merasakan suasana rumah bak syurga. Berkesesuaian dengan itu, maka dalam Islam tanggung jawab mencari nafkah pun tidaklah dibebankan kepada isteri, melainkan menjadi kewajiban suami.

Kontra produktif Feminisme


Jika di negara-negara Islam para penyeru gerakan feminisme amat antusias mempropagandakan feminisme dan gender, di negara Barat sinyal gerakan ini justru semakin meredup karena sudah terasa dampak negatif yang ditimbulkan dari gerakan ini di lapangan kehidupan. Di balik kemajuan partisipasi angkatan kerja wanita di dunia maskulin, tidak sedikit dari kalangan cendekiawan Barat yang mengkritik bahwa kondisi wanita bukan menjadi lebih baik, melainkan menjadi memburuk.

Dalam buku A Lesser Life : The Myth of Womens Liberation America (1986), Sylvia Hewlett mengulas dengan rinci kondisi wanita yang menyedihkan karena adanya gerakan feminisme. Istilah feminization of poverty (pemiskinan wanita) semakin terdengar pada pertengahan tahun 1980-an (MembincangFeminisme, Halaman 211, Risalah Gusti, 1996). Bahkan, Miles Markjanli, penulis Amerika kenamaan, menyuarakan dengan lantang agar kaum hawa kembalike rumah.
Dalam makalah berjudul Rumah : Kerajaan Perempuan Tanpa Sengketa, ia menulis, "Aku selalu berupaya meyakinkan para perempuan bahwa mereka lebih berhak untuk berlaku sebagai pendidik di rumah."

Apa yang sudah terungkap di atas, semakin meyakinkan kita terhadap kebenaran taujih Ilahi dalam ayat tersebut. Dan pelanggaran terhadap perintah AllahSWT jelas akan menimbulkan bencana di semua aspek kehidupan.

Tafsir Tabarruj Al-Jahiliyyah Al-Ula Ibnu Katsir saat menafsiri ayat ini memaparkan bentuk-bentuk tabarruj di zaman jahiliyah. Di antaranya seperti dikatakan Imam Mujahid,
"Dahulu wanita ke luar rumah berjalan (bercampur) diantara kaum lelaki. Inilah tabarruj jahiliyah!" Sementara Imam Qatadahmelihat tabarruj jahiliyah pada gaya wanita yang berjalan denganlenggak-lenggok memancing birahi.
Sedangkan Imam Muqaatil bin Hayyaanberpendapat, bahwa tabarruj itu adalah ketika wanita melempar kerudungnya ke kepalanya tanpa mengikatnya sehingga terlihatlah rambut, perhiasan, danlehernya! (Tafsir Ibnu Katsir IV/218).

Beragam pandangan yang dikemukakan ini telah memberi gambaran pada kita bahwa tabarruj di masa jahiliyah yang diterapi oleh Al-Qur'an adalah untuk mensucikan masyarakat Islam dari dampak-dampak negatif yang bisa ditimbulkannya serta menjauhkan manusia semua dari benih-benih fitnah (syahwat). Maka, memahami ayat dan penafsiran soal ini dapat menjadi pijakan setiap muslimah dalam beraktifitas, sehingga membawanya kepada kecantikan ruhiyah, kecantikan kehormatan, dan kecantikan perasaan.

Produktif dari Rumah


Yang amat menarik untuk diperhatikan dalam ayat di atas adalah bersamaan dengan perintah menetap di rumah, Allah SWT juga memerintahkan kaum wanita agar rajin mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mentaati Allah danRasulNya. Ini memberikan pemahaman kepada kita, bahwa menetap di rumah tidaklah identik dengan pasif, statis, mandeg, dan stagnan. Sama sekali tidak! Justru rumah hendaknya menjadi "perusahaan" bagi berbagai proyek-proyek besar yang mampu memproduksi berbagai macam amal kebajikan untuk kemaslahatan diri muslimah sendiri (seperti shalat) juga kemaslahatanbagi orang lain dan lingkungannya (seperti zakat).

Dengan demikian, sesungguhnya ayat di atas secara tegas menganjurkan muslimah agar menjadi sosok yang selalu produktif dan kreatif di rumah. Produktifitas dan kreatifitas ini pun hendaknya tidak selalu dikaitkan dengan dengan hal-hal yang bersifat materi orientied, melainkan juga mencakup hal-hal yang bersifat spiritual. Aneka busana dan perlengkapannya, misalnya, sering menjadi produk "home industry" yang mudah digarap kaum muslimah dari rumah. Begitu pula aktifitas lain yang dengan kemudahan teknologi masa kini memungkinkan untuk dilakukan dari rumah. Yang demikian ini sah-sah saja dan tidak menyalahi aturan Islam.

Namun, tentunya akan sangat berarti dan memiliki nilai jual yang tinggi disisi Allah SWT manakala sentuhan halus tangan-tangan muslimah itu juga dapat"memproduksi" generasi rabbani, pembawa panji suci, yang rajin mengaji, dan merespon panggilan Ilahi seperti shalat. Jika ini yang terjadi, maka terwujudnya negeri seperti digambarkan dalam Al-Quran; Baldatun Thayyibatunwa Rabbun Ghafuur, bukanlah mimpi. Insya Allah. *[Ummi-11/XIX] *

Note : Semoga ini bisa membangkitkan ghirah bunda yang naek turun jadi IRT. Di balik status IRT ternyata banyak janji Allah swt yang indah. Semoga bunda tetep istiqomah jadi IRT n berusaha jadi IRT yang berkualitas. Amin...

Jihad Ibu

Diposting oleh Salma Hasna Tsabitha di 00.18 0 komentar

Sumber: republika

Rasulullah SAW bersabda, ''Setiap jerih payah istri di rumah sama nilainya dengan jerih payah suami di medan jihad.'' (HR Bukhari dan Muslim).

Pada dasarnya, Islam telah memberikan keistimewaan kepada para istri untuk tetap berada di rumahnya. Untuk mendapatkan surga-Nya kelak, para istri cukup berjuang di rumah tangganya dengan ikhlas. Tetesan keringat mereka di dapur dinilai sama dengan darah mujahid di medan perang.

Menjadi ibu rumah tangga kedengarannya memang sepele dan remeh, hanya berkecimpung dengan urusan rumah dari A-Z, namun siapa sangka banyak sekali kebaikan dan hikmah yang dapat diperoleh. Ibulah yang mengambil porsi terbesar dalam pembentukan pribadi sebuah generasi.Pertumbuhan suatu generasi bangsa pertama kali berada di buaian para ibu. Ditangan ibu pula pendidikan anak ditanamkan dari usia dini, dan berkat keuletan dan ketulusan ibu jualah bermunculan generasi-generasi berkualitas dan bermanfaat bagi bangsa dan agama.

Dalam Islam, ini adalah tugas besar, namun sangat mulia dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, ''Seorang istri pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannya. '' (HR Bukhari dan Muslim).

Sayangnya, kebanyakan wanita modern saat ini tidak menyukai aktivitas rumah tangga. Mereka lebih bangga bekerja di luar rumah karena beranggapan tinggal di rumah identik dengan ketidakmandirian dan ketidakberdayaan ekonomi. Maka, jadilah peran ibu di rumah dianggap rendah, dan tidak sedikit ibu rumah tangga yang malu-malu ketika ditanya apa pekerjaannya.

Meskipun seorang wanita tidak bekerja setelah lulus sarjana, ilmunya tidakakan sia-sia, sebab ia akan menjadi ibu sekaligus pendidik bagi anak-anaknya. Kebiasaan berpikir ilmiah yang ia dapatkan dari proses belajar di bangku kuliah itulah yang akan membedakannya dalam mendidik anak. Seorang ibu memang harus cerdas dan berkualitas, sebab kewajiban mengurus anak tidak sebatas memberi makan. Ia harus mampu merawat dan mendidik anak-anaknya dengan benar, penuh kasihsayang, kesabaran, menempanya dengan nilai dan norma agama agar sang anak mampu menghindar dari pengaruh lingkungan dan kemajuan teknologi yang merusak akal dan akhlaknya. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh seorang ibu yang cerdas. (Siti Yuliati )

Sumber: republika

Minggu, 06 Juli 2008

Weekend @ Rumah Om Sigit

Diposting oleh Salma Hasna Tsabitha di 21.03 4 komentar
Ceritanya wiken Salma kali ini berlanjut, dari rumah nenek, ultah Nara n langsung tancep ke rumah Om Sigit, Ayahnya Raina di Cibubur. Dalam rangka jalan2 aja n survey sapa tau ada rumah yang murmer, kejangkau kocek, n jarak masih rasional (bukan di ujung berung maksyudnyah). Seru lho di sana, Salma main sama Raina, duuhh Raina nduut tapi lincah, hobi nya tereak2 n mamam nya banyak. Emang baru kali ini kita ketemu sama Raina lagi sejak Raina baru lahir. Sampe Cibubur udah malem jadi ga banyak aktivitas yang kita jalanin. Besok pagi nya kita keliling2 komplek bawa 2 baby girl ini jalan2 . Udaranya masih sejuk deh, padahal kan Om Sigit blom pasang AC tapi hawa sejuk pagi tuh berasa banget... segeeeeeerrrrrr.... Huummm sarapan nasi goreng buatan Mama Raina -eh.. Mama Raina atau Atun nih yang bikin??? ga tau lah bunda mah yang penting kenyang hihihi- Salma main dulu di playground nya Raina sambil nunggu Raina bobo.


abis itu acara yang di tunggu2. Byuurrrr... Salma mo berenang. kok Salma doank?? iya coz Raina masih flue.. kacian idung nya mampet. Salma niat banget lho, udah bawa ban berenang dari rumah hihihi. Kita berenang di komplek tetangga. Hayaahhh.. kirain reaksi Salma bakalan takut kayak waktu umur 4 bulan lalu berenang di puncak, ternyata o..oww... gak takut samsek, malah dia penasaran, nunjuk2 ke kolem minta di ceburin. hoalaaahhh... akhirnya Salma sukses diceburin sama Ayah. Syenang nyaaaaa.... byuuuuuurrrrr... Kita berenang dah lumayan siang, tapi Alhamdulillah susana kolem renangnya enak, sebagian kolem kecil yang di ceburin Salma ketutup sama bayangan pohon kelapa, jadinya adem. So... si neng manies ini dengan antengnya duduk di ban. kecipak kecipuk.... gerak gerakin kaki n tangan, ciprat2 air mancur, seruuuuuuu... Bunda liatin reaksi Salma kok mukanya ga menunjukkan kalo dia kedinginan, tapi sebelom dia kedinginan Bunda angkat aja dari kolem, mungkin Salma di kolem cuma sekita 15 menitan kali ya... yaahh orang berenang juga buat seneng2 aja, ntar kelamaan jadi sakit, kan Bunda juga yang repot.



Sementara Salma renang, Raina mam dipinggir kolam di temenin sama Mama n Ayahnya. Whuiihh Raina mam nya banyak lho, Bunda seneng deh liat nya, coba si neng ini juga begitu ya kalo mam, Bunda makin semangan bikinin MPASI, yaahh tapi kan tiap anak beda2, yang penting Alhamdulillah sampe saat ini Salma masih sehat 2 aja.




Acara renang selesai, kita back 2 rumah Om Sigit lagi, maksi, sholat n akhirnya habis sholat Ashar kita pamit. Thanks banget ya Om Sigit n Mama Mira, udah menjamu kita dengan baiiik sekali, jangan kapok kedatengan tamu kayak kita hihihi. Buat B-Rust yang lain, ayooo kapan2 kita serbu rame2 rumah Om Sigit hihihihi, biar seruuuuu...

Sabtu, 05 Juli 2008

Nara's Birhtday Party

Diposting oleh Salma Hasna Tsabitha di 06.38 1 komentar

Bunda, Salma, Mama Mira, Raina, Tante Dessy, Mbak nya Nara, Nara

Hari Sabtu ini Salma dapet undangan ke Ultahnya Nara di KFC Cikini, anaknya Om Riyan n Tante Dessy, generasi ke dua dari B-Rust Family. Yang bisa dateng cuma Salma with A-bun, Raina with Mama Mira n Ayah Sigit, btw, Raina dah besar lho, ASI Ekslusif pula sama kayak Salma... hidup ASI..!!!!. Trus Om Denny, Tante Kiky n Om Terry berhalangan hadir. Jam 5 berangkat dari rumah Om Sigit, hihi orang acaranya jam 4 sore kok kita berangkat jam 5 ya?? hehehe maap ya Nara, kan tau sendiri baby2 kecil kayak kalian dandannya lama. Jadinya kita ga liat aksinya si Chaki. Nara cantik sekali lho...



Sampe disana si neng ini langsung memperlihatkan aksinya, pasang aksi n pasang gaya mo di foto. hayaahhh... lihatlah hasil jepretan Om Sigit n Ayah.

Kamis, 03 Juli 2008

Milad Ayah

Diposting oleh Salma Hasna Tsabitha di 19.04 1 komentar
Barakallah, semoga keberkahan adanya untuk ayah. Semoga tambah sayang sama Salma n Bundan sukses dunia akhirat, Amin. We Love You.